Ekonomi UNUSIA ke Menkeu: Bekerjalah

Editor: Admin

 

Jakarta-Pengamat Ekonomi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA), Muhammad Aras Prabowo, menyambut baik langkah Presiden Prabowo Subianto menunjuk Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia. “Tentu kita harapkan bahwa niat pergantian yang dilakukan oleh Pak Presiden untuk meningkatkan performa pemerintah, khususnya dalam tata kelola keuangan negara melalui Menteri Keuangan yang baru Purbaya Yudhi Sadewa,” ujarnya. 12/09/2025.

Jakarta-Pengamat Ekonomi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA), Muhammad Aras Prabowo, menyambut baik langkah Presiden Prabowo Subianto menunjuk Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia. “Tentu kita harapkan bahwa niat pergantian yang dilakukan oleh Pak Presiden untuk meningkatkan performa pemerintah, khususnya dalam tata kelola keuangan negara melalui Menteri Keuangan yang baru Purbaya Yudhi Sadewa,” ujarnya. 12/09/2025.

Purbaya hadir sebagai Menkeu dengan gaya bicara lugas dan percaya diri. Namun, gaya tersebut justru menimbulkan kontroversi bahkan sebelum dirinya bekerja penuh. Pada momentum serah terima jabatan dengan Sri Mulyani, ia bahkan harus menyampaikan permintaan maaf akibat pernyataan awalnya yang dinilai meremehkan keresahan publik. Tidak lama berselang, publik kembali dihebohkan dengan ulah anaknya di media sosial yang melontarkan komentar keras terhadap mantan Menkeu Sri Mulyani.

Secara karir, Purbaya bukan sosok baru dalam dunia ekonomi. Lulusan ITB yang kemudian meraih gelar doktor ekonomi dari Purdue University, Amerika Serikat, ini berpengalaman sebagai ekonom Danareksa, Direktur Utama Danareksa Securities, hingga Deputi di Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi. Ia juga menjabat Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sejak 2020 sebelum dipercaya menjadi Menkeu. Sepak terjang ini menunjukkan kapasitas teknokratisnya yang matang.

“Beliau dengan sederhana dan mudah memahamkan persoalan ekonomi yang tengah dihadapi Indonesia. Pernyataannya mudah dipahami masyarakat awam, jelas menunjukkan pengetahuan terhadap hal tersebut,” kata Aras.

Meski begitu, ia menekankan pentingnya sensitivitas. “Yang perlu dipahami oleh Pak Menteri Keuangan, psikologi masyarakat saat ini tidak ingin dikuliahi. Ketimpangan ekonomi menganga, ekonomi stagnan, dan penganggaran tidak terkendali. Rakyat sedang resah, rakyat butuh solusi yang real, bukan hanya konsep,” tegasnya.

Menurut Aras, langkah awal Purbaya menyuntikkan dana sebesar Rp200 triliun ke bank-bank Himbara layak diapresiasi. “Harapannya ekonomi di tengah masyarakat tidak lagi kering, dengan polumas perbankan yang bisa memperlancar pembiayaan,” jelasnya. Namun ia mengingatkan, kebijakan makro perbankan harus dibarengi dengan program nyata yang langsung menyentuh masyarakat kelas menengah ke bawah.

“Stimulus ekonomi penting untuk masyarakat menengah ke bawah guna mendorong pertumbuhan. Karena sebagian besar masyarakat kita berada di golongan itu, maka aktivitas perputaran ekonomi harus diarahkan ke sana,” lanjutnya.

Aras menutup dengan pesan kritis: “Masyarakat saat ini butuh sentuhan ekonomi langsung, bukan janji lagi. Untuk itu, bekerjalah. Tidak perlu banyak kuliah di depan media. Rakyat akan merasakan hasil kerja Anda.”

Share:
Komentar

Berita Terkini