![]() |
Sumber Foto : Google |
Jakarta, 30 September 2025 — Presiden Prabowo Subianto
menegaskan komitmennya melakukan operasi besar-besaran untuk menutup tambang
ilegal di Bangka Belitung yang selama ini menjadi jalur utama penyelundupan
timah. Selain menekan kerugian negara, langkah ini juga diarahkan untuk
mengamankan potensi sumber daya strategis berupa mineral tanah jarang (rare
earth) yang terkandung dalam limbah tambang timah.
Prabowo menyebut operasi lintas lembaga yang melibatkan TNI,
Polri, dan Direktorat Jenderal Bea Cukai sudah berjalan sejak awal September.
“Sekarang ditutup, tidak bisa keluar, sampan pun tidak bisa
keluar,” tegasnya saat bertemu pimpinan partai politik di Jakarta, Senin
(29/9).
Menurutnya, penertiban tambang ilegal bukan sekadar soal
penyelundupan timah, melainkan juga menyangkut hilangnya peluang besar
Indonesia mengembangkan industri teknologi masa depan. Ia mengungkapkan bahwa
limbah tambang di Bangka Belitung ternyata menyimpan mineral tanah jarang yang
selama ini luput dari perhatian.
“Yang lebih merisaukan tetapi juga memberi harapan, ternyata
limbahnya memiliki nilai yang sangat tinggi. Mungkin pejabat-pejabat kita tidak
mengerti, dia kira limbah, padahal tanah jarang,” kata Prabowo.
Presiden pun memerintahkan Bea Cukai untuk merekrut ahli
kimia agar dapat mengidentifikasi kandungan mineral bernilai strategis
tersebut. Menurutnya, hal ini krusial mengingat rare earth menjadi bahan vital
dalam industri baterai, kendaraan listrik, hingga perangkat pertahanan.
Dengan langkah ini, Prabowo optimistis kebocoran penerimaan
negara bisa ditekan drastis, sekaligus membuka peluang baru bagi Indonesia
untuk masuk dalam rantai pasok global mineral strategis. “Jika tambang ilegal
kita bersihkan dan negara ambil alih, penerimaan negara akan jauh lebih besar.
Insya-Allah, negara akan makmur,” ujarnya.