BMKG: Hujan Petir Berpotensi Guyur Ternate Hari Ini, Warga Diminta Waspada

Editor: Admin Relasi Post

 

BMKG mengingatkan masyarakat agar berhati-hati saat beraktivitas di luar ruangan. Pengendara diimbau mengurangi kecepatan saat hujan, sementara nelayan dan pengguna transportasi laut diminta memperhatikan kondisi gelombang yang bisa meningkat saat cuaca buruk.

TERNATE — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Babullah Ternate memprediksi, cuaca di wilayah Kota Ternate pada Rabu, 8 Oktober 2025, masih akan diwarnai hujan disertai petir dan angin kencang di beberapa titik.

Prakirawan BMKG menyebutkan, sejak pagi hingga siang hari, langit Ternate diperkirakan berawan tebal hingga hujan petir. Kondisi ini berpotensi berlangsung hingga malam hari, dengan suhu udara berkisar 25–28 derajat Celsius dan kelembapan mencapai 85 persen.

“Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir, terutama pada siang dan malam hari,” tulis BMKG dalam laman resminya, Rabu (8/10).

Untuk Kamis, 9 Oktober 2025, cuaca di Ternate diperkirakan mulai berawan dengan peluang hujan ringan di beberapa wilayah. Meski intensitas hujan menurun, potensi petir masih bisa terjadi secara lokal, terutama di wilayah pesisir barat dan utara Pulau Ternate.

BMKG juga mengingatkan masyarakat agar berhati-hati saat beraktivitas di luar ruangan. Pengendara diimbau mengurangi kecepatan saat hujan, sementara nelayan dan pengguna transportasi laut diminta memperhatikan kondisi gelombang yang bisa meningkat saat cuaca buruk.

“Pantau terus informasi resmi BMKG melalui aplikasi Info BMKG atau media sosial resmi kami agar tidak terpapar informasi cuaca yang tidak valid,” tambah BMKG.

Berdasarkan data prakiraan cuaca dari laman resmi bmkg.go.id, suhu udara di Kota Ternate masih relatif stabil, dengan angin bertiup dari arah barat daya hingga selatan berkecepatan 10–25 km/jam.

BMKG menegaskan, kondisi atmosfer di wilayah Maluku Utara secara umum masih dipengaruhi oleh pembentukan awan konvektif akibat suhu permukaan laut yang hangat dan kelembapan tinggi — faktor yang memicu hujan petir di sejumlah wilayah pesisir.**

Share:
Komentar

Berita Terkini