CSR Perspektif Teologi Al-Ma’un Jadi Topik Kuliah Umum FEB UNUSIA

Editor: Admin

 

Foto istimewa 

Jakarta, 10 Oktober 2025 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta menggelar kuliah dosen tamu bertajuk “Corporate Spiritual Responsibility (CSR)” dengan menghadirkan narasumber Dr. Rismawati, S.E., M.S.A., CSRS., CSRA., CSP., CRMP., CMA., CERA., Sekretaris Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Palopo. Acara ini diselenggarakan di Aula Kampus UNUSIA Jakarta dan dibuka oleh Mohammad Zuhdi, M.A., Plt. Dekan FEB UNUSIA.

Dalam kuliahnya, Dr. Rismawati menguraikan bahwa konsep tanggung jawab sosial perusahaan dalam Islam tidak sekadar kegiatan filantropi atau kepatuhan hukum, tetapi merupakan bagian integral dari ajaran spiritual dan etika keislaman. “CSR dalam teologi Islam adalah amanah dan ibadah. Ia berpijak pada spirit Surah Al-Ma’un (QS. 107:1–7) yang menegaskan bahwa ibadah tidak sah tanpa kepedulian sosial,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa teologi Al-Ma’un menghadirkan konsep tauhid sosial, yakni penyatuan hubungan manusia dengan Tuhan (hablun min Allah), sesama manusia (hablun min al-nas), dan alam semesta (hablun min al-‘alam). Menurutnya, paradigma ini memperluas tujuan CSR dari sekadar sustainability menuju blessedness — keberkahan yang berakar pada kesadaran tauhid.

“Pelaporan CSR sering kehilangan jiwa karena berhenti pada angka, bukan pada kesadaran. Dalam teologi Al-Ma’un, pelaporan CSR harus bernilai ibadah — menghubungkan tanggung jawab horizontal kepada manusia dan alam dengan tanggung jawab vertikal kepada Allah,” papar Dr. Rismawati. Ia juga memperkenalkan konsep Pentuple Bottom Line (PBL), yang menambahkan unsur Prophet dan God dalam prinsip People, Planet, Profit, untuk menegaskan dimensi spiritual dalam praktik bisnis modern.

Dr. Rismawati menilai bahwa krisis etika bisnis global tak bisa diatasi hanya dengan regulasi, tetapi memerlukan roh spiritual yang menghidupkan kembali kesadaran moral perusahaan. “CSR sejati bukan sekadar pelaporan, tetapi perwujudan nilai kasih sayang, cinta, amanah, dan tanggung jawab kepada Tuhan,” tegasnya.

Sementara itu, Mohammad Zuhdi, M.A., dalam sambutannya menilai bahwa kehadiran tema ini sangat relevan bagi dunia akademik dan bisnis yang sedang mencari arah etika di tengah industrialisasi dan digitalisasi ekonomi. “FEB UNUSIA berkomitmen membangun tradisi akademik yang tidak hanya menekankan corporate governance, tetapi juga spiritual governance. Kita ingin mencetak sarjana ekonomi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berkarakter dan berakhlak sosial,” ujarnya.

Zuhdi menambahkan, integrasi antara CSR dan spiritualitas sebagaimana dikemukakan Dr. Rismawati menjadi bukti bahwa ekonomi modern dapat berjalan seiring dengan nilai-nilai ketuhanan. “Inilah kontribusi khas perguruan tinggi berbasis keislaman: menghadirkan ilmu yang menyeimbangkan logika pasar dan logika moral,” pungkasnya.

Acara yang dimoderatori oleh Asiroch Yulia Agustina, M.E.I., Kaprodi Ekonomi Syariah UNUSIA ini dihadiri oleh dosen dan mahasiswa lintas prodi, serta menjadi ruang refleksi penting bagi pengembangan paradigma akuntansi dan bisnis berbasis nilai spiritual. (Red/tim)

Share:
Komentar

Berita Terkini