Jakarta, 8 Oktober 2025 — Pemerintah Provinsi Maluku Utara menjalin kerja sama strategis dengan Badan Bank Tanah Republik Indonesia untuk mengoptimalkan lahan tidur menjadi aset produktif yang mampu menggerakkan perekonomian daerah.
Nota Kesepahaman (MoU) tersebut ditandatangani langsung oleh Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, bersama Plt. Kepala Badan Bank Tanah, Hakiki Sudrajat, di Kantor Badan Bank Tanah, Jakarta, Rabu (8/10/2025).
Dalam kolaborasi ini, Badan Bank Tanah akan menyiapkan legalitas serta skema pengelolaan lahan negara secara transparan dan berkeadilan, sementara Pemprov Maluku Utara berperan sebagai fasilitator yang menjembatani kepentingan masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah pusat.
Fokus utama kerja sama ini adalah pengembangan sektor hilirisasi kelapa, salah satu komoditas unggulan Maluku Utara yang memiliki potensi ekonomi bernilai triliunan rupiah jika dikelola dari hulu ke hilir. Para petani dan pelaku usaha lokal akan menjadi ujung tombak dalam implementasi program tersebut.
“Kadang, yang kita butuhkan bukan lahan baru, tapi cara baru melihat lahan yang sudah ada,” tulis Gubernur Sherly dalam unggahan di akun Instagram resminya, @s_tjo.
Sherly menegaskan, kerja sama ini bukan sekadar soal tanah, tetapi tentang menghidupkan kembali potensi yang selama ini terabaikan.
“Kita tidak lagi bicara soal tanah yang diam, tapi tanah yang hidup — yang menghasilkan nilai tambah, membuka lapangan kerja, dan menumbuhkan ekonomi dari desa ke dunia,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada jajaran Badan Bank Tanah yang telah membuka ruang kolaborasi bagi Maluku Utara. Menurutnya, sinergi ini mencerminkan semangat gotong royong lintas lembaga — antara pusat dan daerah, antara regulasi dan realitas, serta antara visi dan eksekusi di lapangan.
“Kerja sama ini menjadi langkah awal untuk menyiapkan fondasi ekonomi berkelanjutan di Maluku Utara — dari legalitas lahan hingga rantai pasok industri kelapa masa depan,” tutur Sherly.
Mengakhiri pernyataannya, Gubernur Sherly menyampaikan pesan reflektif yang sarat makna:
“Semuanya bermula dari tanah. Tapi kalau diolah dengan visi, tanah itu bisa jadi masa depan.” (red/tim)