Duka di Pesantren Al Khoziny: Menag Sebut Para Santri Gugur dalam Keadaan Husnul Khatimah

Editor: Admin Relasi Post
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin (sumber foto: detik.com)

Sidoarjo, 6 Oktober 2025 — Menteri Agama (Menag) Nasaruddin menegaskan bahwa para santri yang meninggal dunia akibat ambruknya musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, termasuk dalam golongan mati syahid. Ia menilai ketulusan niat para santri dalam menimba ilmu agama sejak usia dini menjadi dasar keyakinan tersebut.

“Insyaallah, Insyaallah. Iya [mati syahid]. Ini kan tujuannya niat, apalagi anak-anak ini masih kecil, malaikat-malaikat kecil yang terkubur di bawah rongsokan tadi itu ya. Insyaallah mudah-mudahan menjemput kita nanti di pintu surga,” ujar Nasaruddin saat mengunjungi lokasi kejadian, Minggu (5/10/2025), dikutip dari Jawapos.

Menag Nasaruddin menyampaikan duka mendalam atas peristiwa tersebut. Ia juga menyanjung keteguhan hati para santri yang wafat saat tengah menuntut ilmu agama.

“Anak-anak itu datang ke pesantren dengan niat suci untuk menimba ilmu agama. Jadi saya yakin, Insyaallah mereka wafat dalam keadaan husnul khatimah,” tambahnya.

Tragedi ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny terjadi pada Sabtu malam, 4 Oktober 2025. Bangunan yang digunakan untuk kegiatan keagamaan itu tiba-tiba roboh dan menimpa sejumlah santri. Berdasarkan laporan sementara, beberapa santri dilaporkan meninggal dunia dan lainnya mengalami luka-luka.

Menag Nasaruddin menegaskan akan melakukan evaluasi total terhadap standar bangunan pondok pesantren di seluruh Indonesia. Ia menekankan bahwa aspek keselamatan harus menjadi prioritas utama dalam penyelenggaraan pendidikan berbasis keagamaan.

“Kita akan evaluasi total semua bangunan pesantren, madrasah, maupun lembaga pendidikan keagamaan agar memenuhi standar keselamatan,” ujar Nasaruddin, dikutip dari Suara Surabaya.

Lebih lanjut, ia menyebut Kementerian Agama akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi teknis terkait untuk memperketat izin pembangunan lembaga pendidikan keagamaan. Langkah itu dilakukan agar insiden serupa tidak terulang di masa mendatang.**

Share:
Komentar

Berita Terkini