HMPS Sosiologi UMMU Gelar Kuliah Tamu Perdana, Bedah Kritis Satu Tahun Kepemimpinan Gubernur Maluku Utara

Editor: Admin

 

Foto istimewa 

Ternate-Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Sosiologi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) sukses menggelar kuliah tamu perdana bertajuk “Problem Pembangunan (Satu Tahun Kepemimpinan Gubernur Maluku Utara)”. Kegiatan ini menjadi ruang akademik strategis untuk mengasah nalar kritis mahasiswa dalam membaca dinamika pembangunan daerah Maluku Utara secara sosiologis.

Kuliah tamu tersebut menghadirkan Muksin Amron, S.H., Anggota DPRD Provinsi Maluku Utara Komisi III dari Fraksi PKB, sebagai narasumber utama. Forum ini sekaligus menandai awal kepemimpinan Rila A. Marwa sebagai Ketua HMPS Sosiologi UMMU periode 2024–2025.

Dalam sambutannya, Rila menegaskan bahwa pembangunan tidak boleh direduksi hanya pada angka pertumbuhan ekonomi atau deretan proyek fisik. Dalam perspektif sosiologi, pembangunan adalah proses sosial yang sarat relasi kuasa, struktur, dan kepentingan.

“Pembangunan harus dibaca secara kritis. Satu tahun kepemimpinan Gubernur Maluku Utara adalah momentum penting untuk kita telaah secara akademis, terutama untuk melihat ketimpangan sosial dan wilayah yang masih nyata,” tegasnya.

Ia juga menyoroti problem kemiskinan struktural serta dampak sosial dan ekologis dari aktivitas pembangunan, khususnya di wilayah kepulauan dan kawasan pertambangan. Menurutnya, mahasiswa sosiologi memiliki tanggung jawab moral dan intelektual untuk tidak sekadar menjadi penonton, tetapi tampil sebagai analis sosial yang berpihak pada keadilan.

“Forum ini kami rancang sebagai ruang pertemuan antara teori di bangku kuliah dan realitas sosial Maluku Utara. Kritik harus tajam, tapi tetap konstruktif dan berorientasi pada keadilan sosial,” tambah Rila.

Sementara itu, Dosen Pembimbing HMPS Sosiologi, Yahya Alhadad, mendorong mahasiswa memanfaatkan forum ini sebagai ruang dialog terbuka untuk menyampaikan keresahan dan kritik berbasis data.

“Mahasiswa dipersilakan bertanya, mengkritik, bahkan mengeluh—asal berangkat dari realitas sosial yang benar-benar dihadapi masyarakat,” ujarnya.

Dalam pemaparannya, Muksin Amron menekankan bahwa tolok ukur pembangunan sejati tidak hanya terlihat dari infrastruktur, tetapi dari kualitas sumber daya manusia, terutama melalui sektor pendidikan.

“Pembangunan paling krusial hari ini adalah pendidikan. Jika SDM Maluku Utara tidak mampu bersaing, kita akan terus tertinggal,” ungkapnya.

Ia mencontohkan pengalamannya saat bekerja di instansi pemerintahan, di mana banyak posisi strategis justru diisi oleh tenaga dari luar daerah. Menurutnya, hal tersebut menjadi alarm serius atas lemahnya daya saing pendidikan lokal.

“Undang-undang sudah jelas mengamanatkan 20 persen anggaran untuk pendidikan. Tinggal bagaimana komitmen kita mengelolanya secara maksimal,” pungkas Muksin.

Menutup kegiatan, Yahya Alhadad berharap kuliah tamu ini mampu memperkuat peran mahasiswa sosiologi sebagai agen perubahan sosial yang kritis dan berdaya saing.

“Kami ingin mahasiswa tidak hanya cakap teori, tetapi juga hadir mengawal arah pembangunan Maluku Utara yang berkelanjutan dan berkeadilan,” tutupnya.

Dengan terselenggaranya kuliah tamu perdana ini, HMPS Sosiologi UMMU menegaskan komitmennya sebagai ruang intelektual progresif yang aktif merespons isu-isu strategis daerah—membuktikan bahwa kampus bukan menara gading, melainkan laboratorium sosial yang hidup. (Red/tim)

Share:
Komentar

Berita Terkini