![]() |
| foto istimewah |
Ternate — Tumpukan sampah di Kali Mati atau Barangka, tepat di belakang Rusunawa Gamalama, kembali menyeret Pemerintah Kota Ternate ke sorotan publik. Sungai yang mestinya mengalir tenang itu kini berubah menjadi arena sampah bertumpuk, seolah berkata: “Silakan lewat kalau berani.” Pedagang di sekitar pasar pakaian bekas dan warga sekitar pun harus menghirup aroma yang tak pernah masuk daftar favorit siapa pun.
Pantauan lapangan pada 7 Desember 2025 menunjukkan sampah-sampah itu bukan sekadar numpang lewat. Mereka menetap—menumpuk di badan kali dan memadati sisi Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Ironisnya, kedekatan dengan titik pengelolaan sampah tidak menjamin area tersebut rutin dibersihkan. Sungai seperti merayakan ulang tahun tumpukan sampahnya sendiri.
Lurah Gamalama, Mochtar Umasangadji, melalui pesan WhatsApp pada Rabu (11/12/2025), menjelaskan bahwa sebagian besar sampah berasal dari pantai dan kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan. Ia menegaskan bahwa pihak kelurahan pernah menggelar kerja bakti bersama TNI, namun aliran sampah dari darat maupun laut terus berulang.
“Bukan tidak ada pengawasan, memang ada sampah dari laut naik, dan sebagian masyarakat buang sampah. Dulu pernah kerja bakti dengan TNI, tapi sampah tetap datang dari darat ke laut,” ujarnya.
Mochtar menyebut pihaknya kini berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk mencari solusi yang lebih permanen. Sampah yang keras kepala butuh penanganan yang tidak kalah serius.
PLT Kepala DLH Ternate, Musli Mohamad, saat ditemui di ruang kerjanya, memastikan bahwa penanganan tetap dilakukan. Namun ia mengakui ada titik-titik yang cukup “bandel”—baik karena volume sampah maupun kondisi medan—sehingga membutuhkan bantuan pihak lain.
“Memang ada spot tertentu yang tidak bisa kita tangani sendiri, seperti wilayah pesisir atau kolam bersampah di zona yang menurut analisa kami butuh keterlibatan pihak lain,” jelasnya, Kamis (11/12/2025).
Musli kemudian memberi kabar yang sedikit melegakan. Mulai minggu depan, DLH akan melakukan pembersihan besar-besaran dengan menggandeng berbagai komunitas peduli lingkungan. Operasi ini menyasar wilayah-wilayah yang rentan mengalami penumpukan.
“Hari Minggu ini kita ada kerja bakti dengan teman-teman dari FPK (Forum Pembauran Kebangsaan) di pesisir selatan kota, Gembesi. Kita juga sudah bekerjasama dengan beberapa komunitas untuk membersihkan muara-muara sungai,” tambahnya.
