Ekonom UNUSIA Tekankan Keberpihakan dan Ekonomi Kerakyatan di Investor Daily Summit 2025

Editor: Admin
Dr. Muhammad Aras Prabowo, S.E., M.Ak., dosen sekaligus ekonom FEB UNUSIA, menyampaikan pandangan kritis terhadap arah pembangunan ekonomi Indonesia.

Jakarta, 8–9 Oktober 2025 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) kembali menegaskan perannya sebagai kampus yang aktif mengawal arah baru pembangunan ekonomi nasional. Melalui partisipasi dalam Investor Daily Summit 2025 bertema “New Economic Order”, UNUSIA tampil menunjukkan komitmennya dalam memperjuangkan ekonomi yang berkeadilan dan berpihak pada rakyat kecil.

Acara bergengsi yang digelar oleh B-Universe (BeritaSatu Media Holdings) di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC) ini menghadirkan para tokoh nasional, akademisi, dan praktisi ekonomi lintas sektor. Sebanyak 60 mahasiswa FEB UNUSIA turut hadir dengan penuh antusias, menjadikan forum tersebut sebagai ruang belajar strategis untuk memahami dinamika kebijakan ekonomi nasional dan global secara langsung.

Partisipasi ini bukan yang pertama bagi UNUSIA. Keterlibatan berkelanjutan antara FEB UNUSIA dan B-Universe merupakan bentuk kolaborasi nyata dalam memperkuat literasi ekonomi strategis di kalangan akademisi muda Nahdlatul Ulama

Dalam forum tersebut, Dr. Muhammad Aras Prabowo, S.E., M.Ak., dosen sekaligus ekonom FEB UNUSIA, menyampaikan pandangan kritis terhadap arah pembangunan ekonomi Indonesia.

“Perekonomian kita masih menghadapi persoalan keberpihakan. Ekonomi kerakyatan sering kali hanya menjadi jargon politik, padahal hakikatnya adalah memastikan kebijakan ekonomi benar-benar berpihak pada petani, nelayan, dan pelaku usaha kecil,” ujar Dr. Aras.

Ia menilai, orientasi ekonomi nasional masih terlalu bergantung pada ekspor bahan mentah dan belum mendorong penguatan nilai tambah di dalam negeri. “Sumber daya maritim dan agraria yang seharusnya menjadi pengurus utama ekonomi nasional justru sering diarahkan untuk kepentingan pasar internasional,” tambahnya.

Menurutnya, sektor pangan harus menjadi prioritas utama menuju kemandirian ekonomi nasional. “Krisis pangan global menuntut Indonesia memperkuat sistem produksi dan distribusi domestik. Ekonomi pangan tidak boleh sepenuhnya diserahkan pada mekanisme pasar, tetapi harus dikelola dengan prinsip kedaulatan dan keberlanjutan,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya peran bea cukai dalam mengendalikan impor dan melindungi industri lokal. “Bea cukai harus menjadi garda depan dalam menjaga kedaulatan ekonomi nasional, bukan sekadar pintu administrasi perdagangan,” ujarnya menekankan.

Bagi Dr. Aras, New Economic Order semestinya tidak hanya menitikberatkan pada efisiensi dan investasi asing, melainkan juga pada kemandirian ekonomi yang berkeadilan sosial dan ramah lingkungan.

Sementara itu, Asyiroh Fajriyah, M.E., Ketua Program Studi Ekonomi Syariah FEB UNUSIA, menegaskan pentingnya mahasiswa memahami dinamika kebijakan ekonomi dari berbagai perspektif.

“Investor Daily Summit menjadi ruang belajar yang menantang. Mahasiswa tidak hanya melihat bagaimana kebijakan ekonomi dibentuk, tetapi juga bagaimana nilai-nilai keadilan dan etika ekonomi Islam dapat memberi warna baru dalam sistem ekonomi nasional,” ungkapnya.

Asyiroh menambahkan, ekonomi syariah memiliki potensi besar untuk menopang tatanan ekonomi baru yang lebih etis, transparan, dan inklusif. “Sektor halal, keuangan syariah, serta koperasi berbasis nilai Islam dapat menjadi penggerak utama ekonomi rakyat di masa depan,” katanya

Kehadiran mahasiswa FEB UNUSIA dalam ajang nasional ini menjadi bukti komitmen kampus dalam menyiapkan generasi muda yang kritis, adaptif, dan berwawasan global, namun tetap berpijak pada nilai-nilai kemanusiaan, keadilan sosial, dan moralitas publik.

Melalui partisipasi di forum-forum strategis seperti Investor Daily Summit, UNUSIA meneguhkan diri sebagai kampus yang tidak hanya berpikir akademik, tetapi juga berperan aktif dalam membentuk arah ekonomi bangsa yang berkeadilan dan berkelanjutan.


Share:
Komentar

Berita Terkini