Nadiem Makarim: Aktor Inovasi atau Tumbal Sistem?

Editor: Admin

 

Nadiem makarim/sumber: detik.com

Jakarta, 5 September 2025 — Nama Nadiem Anwar Makarim kembali menjadi sorotan setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook senilai hampir Rp10 triliun. Tuduhan tersebut menimbulkan pertanyaan publik: apakah Nadiem menjadi aktor utama di balik skandal ini, atau justru tumbal dari sistem birokrasi yang bermasalah?

Peran Nadiem dalam Skandal Chromebook

Kejaksaan Agung (Kejagung) menyatakan bahwa mantan Mendikbudristek itu telah ditetapkan sebagai tersangka dalam pengadaan Chromebook periode 2019–2023. Menurut laporan detik.com, penyelidikan mengungkap bahwa proyek tersebut sudah dibahas bahkan sebelum Nadiem resmi menjabat, melalui grup WhatsApp internal bernama Mas Menteri Core Team.

Dalam keterangan pers, Kejagung menyebut ada keterlibatan lima vendor serta telah memeriksa sekitar 40 saksi, termasuk staf khusus Nadiem, sebagaimana dicatat dalam laman Wikipedia terkait kasus tersebut. Menanggapi tudingan itu, Nadiem menegaskan dirinya tidak terlibat dan menekankan bahwa “kebenaran akan terungkap,” sebagaimana dikutip Times Indonesia.

Inovator dengan Kebijakan Kontroversial

Selama menjabat sebagai Mendikbudristek, Nadiem dikenal meluncurkan sejumlah kebijakan strategis sekaligus menuai kontroversi. Beberapa di antaranya:

1. Penerapan Kurikulum Merdeka dan penghapusan penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA.

2. Penghapusan skripsi sebagai syarat kelulusan.

3. Penerbitan Permendikbud Nomor 30 Tahun 2021 terkait pencegahan kekerasan seksual di kampus.

4. Penghapusan sementara mata kuliah wajib Pancasila dan Bahasa Indonesia.

5. Pembubaran Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

6. Keputusan Pramuka tidak wajib serta isu kenaikan UKT di sejumlah kampus.

7. Polemik keberadaan shadow team beranggotakan ratusan orang yang dinilai tidak efisien oleh DPR, sebagaimana dilaporkan AJNN.net dan Wikipedia.

Kritik dari Tokoh Pendidikan

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) juga melontarkan kritik tajam. JK menilai seorang menteri pendidikan seharusnya memiliki latar belakang di bidang pendidikan dan turun langsung ke lapangan, hal yang menurutnya kurang dilakukan Nadiem. Ia juga meragukan kesiapan sistem untuk menerapkan Kurikulum Merdeka dan mengkritik penghapusan Ujian Nasional. Kritik ini dilaporkan oleh detikNews, Citizen.co.id, dan Universitas Narotama.

Perspektif Publik: Hero atau Korban Sistem?

Di ranah publik, muncul pandangan beragam. Beberapa komentar di forum Reddit Indonesia menyebut Nadiem sebagai sosok “terlalu idealis” dengan kebijakan yang baik secara niat, namun lemah dalam eksekusi. Sebagian warganet bahkan menilai Nadiem lebih “terseret” dalam sistem ketimbang menjadi pelaku aktif korupsi.

Skandal Chromebook menyoroti kompleksitas birokrasi dan dinamika politik di balik kebijakan pendidikan. Dengan rekam jejak inovasinya, Nadiem dapat dilihat sebagai aktor perubahan, namun tidak menutup kemungkinan ia juga menjadi tumbal dari sistem yang sarat kepentingan. (Red/tim)

Share:
Komentar

Berita Terkini